Pages

Monday, June 10, 2013

Kebiasaan Siswa Mencontek



KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat  rahmat dan hidayah Nya lah,sehingga kami dapat ataupun mampu menyusun karya tulis yang berjudul “ Kebiasaan Siswa untuk mencontek”.dengan sebagaimana mestinya.

Dengan terselesaikannya Karya Tulis ini, kami sebagai penulis memiliki harapan agar seluruh pembaca khususnya siswa  mengerti dan memahami kecerobohan dan akibat yang akan terjadi dalam berbuat kecurangan tersebut, dan semoga dengan Karya Tulis ini mampu menyadarkan agar siswa mengerti akan pentingnya ilmu dalam menghadapi masa depan nya.

Dan yang terakhir,Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis selalu bersedia dengan senang hati untuk menerima saran dan kritik bagi para pembaca untuk menyempurnakan kandungan ataupun penyusunan dalam pemuatan Karya Tulis ini.  Tiada lain harapan penulis semoga karya ini dapat berguna untuk mencapai tujuan bersama dan mampu memberikan manfaat kepada seluruh pembaca.
Pagak,24 Mei 2013
Penulis
 










DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………….1
Daftar Isi…………………………………………………………………..……2
BAB.I.Pendahuluan
·        Latar Belakang………………………………………..…....3
·        Tujuan……………………………………………………...4
·        Rumusan Masalah……………………………………….....4
BAB.II.Pembahasan
·        Hasil Pengamatan…………………………………………..5
·        Pendapat para ahli………………………………………….6
·        Faktor penyebab mencontek……………………………….7
·        Bahaya jangka pendek……………………………………..8
·        Bahaya jangka panjang…………………………………….8
·        Dampak Negative mencontek……………………………...8
BAB.III.Penutup
·        Kesimpulan………………………………………………...9
·       Saran……………………………………………………….9





BAB.I.PENDAHULUAN

v LATAR BELAKANG
Pada dasarnya, kata menyontek mungkin sudah tidak asing lagi bagi pelajar maupun pembaca. Setiap orang pasti ingin mendapat nilai yang baik dalam ujian, dan sudah tentu berbagai macam cara dilakukan untuk mencapai tujuan itu. Masalah menyontek selalu terkait dengan tes atau ujian. Banyak orang beranggapan menyontek sebagai masalah yang biasa saja, namun ada juga yang memandang serius masalah ini.  
Kita pasti dalam sebuah test ataupun ujian pernah melakukan hal ini meski dilakukan dengan sengaja ataupun tanpa kita sadari. Setiap siswa pasti ingin mendapatkan nilai yang baik dalam Test,Try Out,Ujian Semester bahkan Ujian Nasional dan karena ingin mendapatkan nilai yang baik berbagai macam cara dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Bentuk-bentuk kebiasaan ini dapat berupa: bertanya langsung pada saat ujian, membuka buku, mencari bocoran soal ulangan,  menjiplak pekerjaan teman, membuka catatan kecil, meminta teman untuk mengerjakan tugasnya, dan tukar menukar soal yang terdapat jawaban di dalamnya.

Sudah dipastikan dari berbagai pernyataan diatas, bahwa orientasi Siswa-Siswi di sekolah hanya untuk mendapatkan nilai tinggi dan lulus ujian, lebih banyak kemampuan kognitif dari afektif dan psikomotor, inilah yang membuat mereka mengambil jalan pintas, tidak jujur dalam ujian atau melakukan praktek mencontek.Dengan prilaku semacam ini Ilmu terasa tidak begitu penting untuk diperlukan saat menhadapi ujian,karena dengan pelajar yang mencari bocoran soal,membuka buku/catatan kecil.itu menunjukkan kurangya kepercayaan siswa untuk tidak melakukan hal tersebut.

Pelaku dari Mencontek bisa diartikan sebagai pecandu Narkoba,Miras,Rokok,dll.Karena dengan sekali saja kita mencium ataupun mencoba untuk melakukan perbuataan curang ini, itu akan dapat membuat kita menjadi kecanduan atau dapat menghiraukan aturan masukan yang ada untuk menghentikan perbuatan curang tersebut.Oleh karena itu sebagai siswa kita harus bisa meningkatkan kepercayaan diri kita,mempersiapkan bahan ujian dengan belajar dan berdoa.Dari pada kita melakukan perbuatan ini lebih baik kita bertanya kepada teman atau guru yang bersangkutan saat materi sedang di berikan.

v TUJUAN
·         Menyakinkan bahwa Ilmu sangat penting untuk menuju ke masa depan yang lebih cerah.
·         Menyadarkan para pembaca akan akibat dari perbuatan mencontek..
·         Meminimalisir perbuatan mencontek yang terjadi.
·         Menyadarkan bahwa bagaimana masa depan jika dipenuhi banyak manusia curang.
·         Mengajak para pembaca agar selalu percaya akan kemampuan yang dimilikinya.
·         Menyadarkan pentingnya belajar dan berdoa bagi siswa.

v RUMUSAN MASALAH
·         Apa yang akan anda lakukan saat ujian jika tidak belajar ataupun tidak persiapan ?
·         Pentingkah menyontek dilakukan untuk mendapatkan nilai yang maksimal ?
·         Mengapa para pelajar menyontek ?
·         Bagaimana cirri dari orang pecontek ?
·         Apa yang anda rasakan jika anda berusaha untuk mencontek ?
·         Apakah nilai palsu inilah yang akan di pertaruhkannya untuk mengukir masa depan ?
·         Bagaimana upaya untuk mengurangi tindakan menyontek ?




BAB.II.PEMBAHASAN
v  Hasil pengamatan
Dari hasil yang kami peroleh dengan menggunakan sampel yang kami sebar di SMAN 1 Pagak,kami mendapatkan bahwa:
1.      Apa yang akan anda lakukan saat ujian jika tidak belajar ataupun tidak persiapan ?
Mencontek merupakan perbuatan alternative untuk menghadapi ujian jika tidak memiliki persiapan.
2.      Pentingkah menyontek dilakukan untuk mendapatkan nilai yang maksimal ?
Banyak juga siswa yang mengatakan bahwa mencontek merupakan hal yang penting dan perlu dilakukan untuk mencapai ulangan yang maximal.
3.      Mengapa para pelajar menyontek ?
Alasan mengapa para pelajar mencontek,inginnya mendapatka hasil yang maximal dengan cara-cara instan untuk di lakukan.
4.      Bagaimana cirri dari orang pecontek ?
Ada beberapa siswa yang menjelaskan bahwa cirri-ciri dari orang pecontek yaitu memiliki sifat malas dan kurang percaya diri akan kemampuannya.
5.      Apa yang anda rasakan jika anda berusaha untuk mencontek ?
Ada beberapa hal yang selalu dirasakan para siswa apabila melakukan perbuatan atau hal semacam itu.merasa takut akan jawaban yang diberikan,merasa nerves untuk melakukan perbuatan ini,dan ada juga yang merasa terbiasa akan hal tersebut bahkan dia tidak merasa takut,nerves,dll.
6.      Apakah nilai palsu inilah yang akan di pertaruhkannya untuk mengukir masa depan ?
Iya jika terpaksa untuk melakukan perbuatan ini,dasarnya untuk mencapai kehidupan dimasa mendatang sangat di butuhkan nilai yang sangan bagus walau palsu.
7.      Bagaimana upaya untuk mengurangi tindakan menyontek ?
Banyak siswa mengatakan bahwa jika kita memiliki persiapan yang cukup untuk menghadapi ujian pastiperbuatan tersebut akan terminimalisir,selalu percaya akan kemampuannya dan selalu belajar dan berdo’a ke Tuhan YME untuk membantu kita dalam melaksanakan ujian tersebut.

Menyontek adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan keberhasilan dengan ketidak jujuran atau tidak fair dalam rangka untuk mendapatkan keberhasilan. Perilaku ini sering kita tenui di lingkungan pelajar. Hal ini dikarenakan kurangnya minat dan semangat pelajar untuk lebih giat memahami materi yang diberikan guru, sehingga timbullah kebiasaan buruk menyontek.
Kebiasaan menyontek sudah mendarah daging pada diri pelajar, tanpa terkecuali anak yang berprestasi pun tidak luput dari perilaku buruk tersebut. Awalnya, mereka hanya mencoba-coba setelah meraka mendapatkan hasil yang memuaskan dari hasil menyontek tersebut perlahan-lahan menjadi kebiasaan, bahkan menjadi ketergantungan bagi siswa. Tidak dapat dipungkiri lagi disetiap sekolah pasti siswa-siswinya pernah melakukan tindakan tidak terpuji tersebut.

Menyontek sering kali di artikan sebagai bentuk solidaritas. Tapi solidaritas ini sering disalahartikan yaitu bagaimana kita membantu teman, baik dalam hal positif maupun dalam hal negative. Jika solidaritas di artikan sebagai solidaritas yang positif maka akan berdampak positif juga, yaitu semakin eratnya rasa persatuan.
Menyontek sering kali dipahami dan merupakan sikap pecundang yang menginginkan hasil optimal tanpa harus bersusah payah. Biasanya, nyontek dilakukan oleh para siswa atau mahasiswa yang sedang mengerjakan soal ujian, dan yang bersangkutan tidak mempersiapkan penguasaan bahan atau materi pelajaran yang memadai dengan berbagai alasan. Mereka menyontek pekerjaan temannya yang dianggap lebih pintar atau mengerjakan soal dengan jawaban yang dilihatnya dari catatan yang sudah dipersiapakan. Catatan ini bisa berupa apa saja, buku-buku, atau catatan kecil lainnya.

v  Menurut pendapat para tokoh tentang Definisi Menyontek :

Ø  Alhadza (2004)
kata menyontek sama dengan cheating.
Ø  Bower (1964)
menyontek adalah perbuatan yang menggunakan cara cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah yaitu mendapatkan keberhasilan akademis atau menhindari kegagalan akademis.
Ø  Deighton (1971)
menyontek adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan keberhasilan dengan cara cara yang tidak jujur (tidak fair).
Ø  Suparno (2000)
menyontek adalah suatu perbuatan yang tidak jujur, curang, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai nilai yang terbaik dalam ulangan atau ujian pada setiap mata pelajaran.
Segala sistem dan taktik penyontekan sudah dikenal siswa. Sistem suap agar mendapat nilai baik, juga membayar guru agar membocorkan soal ulangan, sudah menjadi praktik biasa dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Ø  Yesmil anmar (2007)
sebenarnya nilai hanya menjadi alat untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Karena pendidikan sejatinya adalah sebuah proses manusia mencari pencerahan dari ketidaktahuan. Menyontek terlanjur dianggap sepele oleh masayarakat. Padahal, bahayanya sangat luar biasa. Bahaya buat si anak didik sekaligus untuk masa depan pendidikan Indonesia.
Ø  W.J.S. Purwadaminta
menyontek adalah mencontoh, meniru atau mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya.
Ø  Dien F. Iqbal (2007)
orang menyontek disebabkan factor dari dalam dan luar dirinya. Dalam ilmu psikologi, ada yang disebut konsep diri dan konsep harga diri. Konsep diri merupakan gambaran apa yang orang orang bayangkan, nilai dan rasakan tentang dirinya sendiri.
Ø  Erick Anderman dan Tamera B. Muidok (2007)
menyontek adalah melakukan tindakan ketidakjujuran / tidak fair dalam rangka meraih keuntungan dan digolongkan menjadi 3 kategori:
1. Memberikan, mengambil atau menerima informasi.
2. Menggunakan materi yang dilarang atau membuat catatan.
3. Memanfaatkan kelemahan seseorang: prosedur atau proses untuk mendapatkan keunrungan dalam tugas.

v  Faktor-fakor yang menyebabkan siswa menyontek:

Ø  Tekanan yang terlalu besar yang diberikan kepada “hasil studi” berupa angka dan nilai yang diperoleh siswa dalam ujian.
Ø  Orientasi pelajar pada nilai bukan pada ilmu.
Ø  Pendidikan moral baik di rumah maupun di sekolah kurang diterapkan dalam kehidupan siswa.
Ø  Sikap malas yang terukir dalam diri siswa sehingga ketinggalan dalam menguasai mata pelajaran dan kurang bertanggung jawab.
Ø  Terpengaruh oleh budaya instan yang mempengaruhi sehingga pelajar selalu mencari jalan keluar yang mudah dan cepat ketika menghadapi suatu persoalan termasuk test atau ulangan.
Ø  Kurang mengerti arti pendidikan.
Ø  Karena terpengaruh setelah melihat orang lain melakukan cheating meskipun pada awalnya tidak ada niat melakukannya.
Ø  Karena jawaban dari pertanyaan tersebut sama dengan yang ada di buku sehingga bisa langsung di salin dari buku.
Ø  Adanya kesempatan atau pengawasan kurang ketat.
Ø  Takut gagal karena yang bersakutan merasa belum siap menghadapi ujian  dan dia tidak ingin mengulangi.
Ø  Ingin mendapat nilai tinggi.
Ø  Tidak percaya diri sehingga tidak yakin pada jawaban sendiri.
Ø  Terlalu cemas menghadapi ujian sehingga apa yangdi pelajari sudah hilang sehingga terpaksa membuka catatan.
Ø  Mencari jalan pintas dengan pertimbangan daripada mempelajari sesuatu yangbelum tentu keluar lebih baik mencari bocoran soal.
Ø  Menganggap system penilaian tidak objektif, sehingga pendekatan pribadi kepada guru lebih efektif daripada belajar serius.
Ø  Yakin bahwa guru tidak akan memeriksa tugas yang di berikan berdasarkan pengalaman sebelumnya sehingga bermaksuk membalas dengan mengalabui guru yang bersakutan.
Abdullah Alhadza dalam Admin (2004) mengutip pendapat Smith yang menemukan bahwa keputusan moral dan motivasi untuk berprestasi atau ketakutan untuk gagal menjadi alasan yang signifikan siswa untuk melakukan ”menyontek”.
Sadar atau tidak, setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka, menyontek dapat mendatangkan bahaya  jangka pendek maupun jangka panjang, baik bagi penyontek, yang dicontek maupun institusi itu sendiri.
v  Bahaya jangka pendek
Siswa menjadi tidak pede dengan jawabannya. Padahal barangkali jawabannya lebih benar daripada milik temannya. Menyontek juga membahayakan diri sendiri karena bila ketahuan guru, bisa dipastikan nilai 0. Bagi yang dicontek, tidak menyesalkah bila yang menyontek mendapat hasil ujian yang lebih tinggi daripada anda yang dicontek? Artinya, kerjasama saat di 'medan perang' ujian adalah kesia-siaan, karena teman anda hanya memanfaatkan diri anda, dan anda tidak sadar telah dimanfaatkan. Hal ini sering terjadi. Yang namanya kompetisi, maka setiap peserta harus bersaing, bukannya malah bekerja sama. Karena yang namanya juara itu hanya dimiliki oleh satu orang, bukan tim atau kolektif.
v  Bahaya jangka panjang
Bila seorang siswa terbiasa menyontek, maka kebiasaan itulah yang akan membentuk diri. Beberapa karakter yang dapat 'dihasilkan' dari kegiatan menyontek antara lain: mengambil milik orang lain tanpa ijin, menyepelekan, senang jalan pintas dan malas berusaha keras, dan ke-halal-an pekerjaan dipertanyakan. Bisa dipastikan, saat siswa sudah dewasa dan hidup sendiri, tabiat-tabiat hasil perilaku menyontek mulai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mencuri, korupsi, manajemen buruk, pemalas tapi ingin jabatan dan pedapatan tinggi.
v  Dampak negatif menyontek
Dampak negatif menyontek antara lain :
1.      Siswa menjadi malas belajar, karena sudah terbiasa menyontek.
2.      Siswa tidak tahu seberapa kemampuannya.
3.      Mengecewakan orang lain.
4.      Bisa menyebabkan ketagihan menyontek.
5.      Merugikan diri sendiri dan orang lain.
6.      Timbul rasa ketergantungan kepada teman yang bisa,Dll.



BAB.III.PENUTUP
v KESIMPULAN
Menyontek adalah salah satu proses imitasi yang tidak dibenarkan menurut norma yang berlaku dalam pendidikan formal maupun informal. Karena melanggar aturan ujian dan norma dalam ujian. Ujian, atau ulangan harian adalah test untuk mengetahui kemampuan pribadi masing-masing pelajar. Jika hasil yang diperoleh dengan menyontek, bagaimana akan mengetahui kemampuan pribadi. Bahaya menyontek sangat luar biasa. Bahaya buat si anak didik sekaligus untuk masa depan pendidikan Indonesia. Ibarat jarum kecil di bagian karburator motor. Sekali jarum itu rusak, mesin motor pun mati.

v SARAN
            Untuk meminimalisir keadaan ataupun prilaku seperti itu sebaiknya kita selalu berfikir positif untuk mencapai keinginan,selalu berorientasi kepada ilmu dari pada nilai,selalu percaya akan kemampuan diri sendiri,dan selalu berdo’a serta belajar untuk mencapai hasil yang memuaskan

No comments:

Post a Comment